Seminar Kemerdekaan " Hikmah Perjuangan Ulama dan Santri dalam Kemerdekaan Indonesia"

Boerhanadie
0


     Dalam menyambut kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78 Pengasuhan santri Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putra beserta Organisasi Santri Ibnul Qoyyim Putra kembali menggelar sebuah seminar kebangsaan (10/8/2023). Seminar kali ini diselenggarakan di Aula Gedung Pengajian Sabtu Pagi yang dihadiri oleh seluruh santri dan para Azatidz. Selain itu agenda ini juga turut dihadiri oleh perwakilan Badan Pengurus Harian Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim yang pada kesempatan ini diwakili oleh Ust. Agus Pitono dan Ust. Iwan.

    Seminar yang bertemakan " Hikmah Perjuangan Ulama dan Santri dalam Kemerdekaan Indonesia" ini disampaikan oleh para narasumber-narasumber yang hebat, diantaranya adalah Ust. Hadi Nur Ramadhan beliau adalah Founder Rumah Sejarah Indonesia dan juga merupakan Sekretaris LSBPI MUI Pusat. Selain itu juga ada Ust. Anton Ismunanto, M.Pd yang merupakan Ketua Yayasan Bentala Tamaddun Nusantara, serta pengajar di Madrasah Mu'allimin dan PUTM Jogja. Agenda ini tambah menarik karena dimoderatori langsung oleh Ust. Jundi Robani S.Sos selaku Kepala Pengasuhan Santri Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putra. 

        Seminar ini diawali dengan pembacaan Puisi kebangsaan yang sangat menyentuh dan membangkitkan semangat perjuangan dari ananda Ammar Ghozi Alfarisi, santri kelas 5 KMI asal Jepara. Dilanjutkan dengan pemberian sambutan perwakilan BPH, yang disampaikan oleh Ust. Agus Pitono. Beliau sangat mengapresiasi dengan baik agenda ini dan berpesan "Ini adalah acara yang bagus, yang sebenarnya harus diikuti oleh banyak orang, terutama generasi muda. Maka saya menyarankan apabila ada acara seperti ini lagi, Pondok mengundang siswa dari sekolah-sekolah sekitar."

     Memasuki acara inti, para santri sangat antusias mendengarkan pemaparan-pemaparan dari para narasumber yang sangatlah menarik. Kisah tentang perjuangan para ulama yang memobilisasi para santri demi sebuah perjuangan yang akhirnya tercapai kemerdekaan seperti saat ini. Ada sebuah kutipan menarik yang disampaikan oleh Ust. Hadi Nur Ramadhan :"Di antara faktor yang mambuat para ulama kita dulu menjadi orang yang tangguh dalam memperjuangkan kemerdekaan adalah ; Guru (mentor) dan buku (ilmu). Kehebatan mereka tidak terlepas dari bimbingan guru-guru yang hebat. Ditambah lagi mereka adalah orang-orang yang lekat dengan budaya ilmu, yang senantiasa menguatkan daya berfikir."
Kemudian Ust. Hadi menambahkan, "Di saat raga mereka terjajah, fisiknya terjajah, tetapi pikiran mereka tidak terjajah." Dari kutipan ini semoga menambah semanggat para santri untuk terus belajar dengan banyak membaca serta tidak lupa selalu dekat dengan para guru-gurunya. 

    Ilmu yang baik serta semangat dakwah yang tinggi juga menjadi modal besar direbutnya kemerdekaan dari tanggan para penjajah oleh para ulama' terdahulu. Hal ini senada dengan ungkapan Ust. Anton yang mengutip tulisan al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya Zadul Ma'ad, tentang pembagian Jihad. Salah satunya adalah jihadu an-nafs. Jalan untuk merealisasikan jihadu an-nas adalah dengan mencari ilmu, kemudian mengamalkan Ilmu, menda'wahkan Ilmu, dan bersabar di atas jalan da'wah. Jalan inilah yang ditempuh oleh ulama pejuang terdahulu. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa ulama kita dulu, semangat kemerdekaan mereka tidak sekedar dilandasi dengan cinta negara, namun juga dilandasi oleh semangat da'wah.

    Agenda seminar ditutup dengan pemberian kenang-kenangan kepada para pembicara oleh perwakilan BPH yang hadir pada seminar kebangsaan ini. Besar harapan acara ini bisa semakin menguatkan rasa nasionalisme para santri serta rasa berkorban, menuntut ilmu dan berdakwah seperti para ulama terdahulu. Perjuangan besar itu terbukti sampai saat ini yang mana mereka bisa menyatukan negara yang sangat majemuk ini menjadi sebuah negara kesatuan.(bN)



Untuk Video Full Bisa di akses di link berikut : 




Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)
To Top