KH Matori Al huda yang sangat aktif membina umat dengan pengajian dan pendirian Masjid di berbagai tempat menyebabkan waktu beliau tidak tersisa untuk memelihara pondok Kecil yang beliau miliki di Jebukan Bantul. Disisi lain masjid-masjid yang berdiri sudah banyak dan sangat membutuhkan tenaga-tenaga untuk mengelola dan membina kemakmurannya. Hal inilah yang membuat beliau berkeliling untuk mendirikan suatu lembaga pendiidkan sebagai tempat pembinaan dan pengelolaan Masjid-masjid tersebut.
Di Pihak lain KH Raden Hisyam Syafi'i seorang Kyai dari dusun Gandu sudah lama berkeinginan untuk mendirikan Pondok Pesantren sebagai wadah pembentukan Mubaliqh guna membantu kegiatan dakwahnya dan penerus dari tugas-tugasnya pada saatnya nanti.
Pada tahun 1983 beliau berdua sepakat untuk merealisasikan niat tersebut dan sebagai langkah awal beliau berdua menghadap Dr. Mohammad Natsir untuk meminta pertimbangannya. Pak Nasir sangat setuju dengan rencana tersebut apalagi setelah mendapat penjelasan bahwa tempat yang direncanakan adalah Jln Yogya-Wonosari. Persetujuan disebabkan karena dua alasan, Pertama karena sebelah Utara dan Selatan Yogyakarta telah berdiri pondok sebagai benteng terhadap kegiatan kristenisasi di dua daerah tersebut. Kedua, Pondok ini diharapkan dapat menjadi benteng terhadap kegiatan kristenisasi di daerah timur Yogyakarta.
Maka pada hari Sabtu Pon tanggal 10 Dzulqo"dah 1403 bertepatan dengan 20 Agustus 1983 berdirilah di dusun Gandu ( Jln. Yogya- Wonosari Km 9 ) sebuah pondok pesantren dengan nama "IBNUL QOYYIM" yang oleh KH Matori AL HUda selaku Ketua PDHI Yogyakarta pondok dijadikan sebagai salah satu amal usaha PDHI. Beliau memberi nama "Ibnul Qoyyim" Karena beliau menginginkan para santri-santrinya menjadi penerus Matori AL Huda sepeninggalanya sebagaimana pengikut-pengikut Ibnul Qoyyim Al Jauziyah ( Murid Ibnu Taimiyah ) yang meneruskan ajaran-ajaran beliau pasca meninggalnya Ibnul Qoyyim.
Dalam perkembanganya Siswa putra dan putri di pondok ini, dipisah menjadi dua pesantren dengan tetap menjalankan kurikulum yang sama yang terpisah menjadi 2 letak administratif baik kepesantrenan dan ke madrasahan yang berbeda. Madrasah untuk santri putra terletak di Jalan Jogja-Wonosari km 10,5 Tegalyoso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Sementara madrasah untuk siswa putri terletak di Jalan Jogja-Wonosari km 8,5 Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman.
Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim mempunyai tujuan mendidik santri agar menjadi manusia muslim selaku kader-kader Ulama yang memiliki Visi Tercetaknya generasi Mu'min, Mu'alim, Mubaliq, Mujahid yang Mukhlis. Dalam hal pendidikan yang dijalankan bersifat memadukan model pesantren dengan sekolah, pendidikan agama dengan pendidikan umum, dengan menggunakan system klasikal serta menggunakan kurikulum yang mandiri yaitu hasil perpaduan yang seimbang antara kurikulum pemerintah dan kurikulum pondok pesantren.
Pondok Pesantren
Putra-putri Ibnul Qoyyim didirikan dengan dua tujuan :
a. Sebagai
usaha momumental dari PDHI DIY, yaitu lembaga Amal Jariyah yang InsyaAllah
bakal langgeng.
b. Untuk
menciptakan penerus dakwah.
Sebagai usaha
untuk memantapkan tujuan tersebut di atas, berbagai hal telah dilakukan yaitu :
a. Pengadaan
dan penyempurnaan Sarana dan Prasarana yang merupakan Hardware.
b. Pemantapan
kurikulum baik Intra maupun Ekstra yang merupakan Software.
c. Penertiban
dan penyempurnaan sistem Administrasi dan Organisasi Pondok Pesantren
Putra-putri Ibnul Qoyyim.
d. Penggalangan
dan Penggalian Sumber dana.
e. Pengembangan
kegiatan baik guna pengembangan pendidikan maupun guna pengenalan Pondok
Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim pada masyarakat luas.
f. Peningkatan
kerjasama dengan masyarakat luas.
g. Peningkatan
kwantitas Santri.
h. Pemisahan
lokasi kegiatan untuk santri Putra dan Putri.
Pondok Pesantren
Putra-putri Ibnul Qoyyim mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, yaitu
sebagai berikut :
a. Diniyah
berdiri sejak tahun 1983, yakni untuk memberikan kesempatan pada masyarakat
sekitar yang ingin belajar pengetahuan dini untuk yang ditingkat SD bekerjasama
dengan PPMI Gandu.
b. Madrasah
Tsanawiyah (MTs) berdiri tahun 1986, yakni untuk mendidik santri-santri sejak
dini, sejak tahun 1992 mendapat status diakui.
c. Madrasah
Aliyah (MA) berdiri sejak tahun 1989, yakni untuk memberikan kelanjutan pada
santri Tsanawiyah di luar pondok, tahun 1992 mendapat status diakui.
d. Raudlatul
Athfal beriri sejak tahun 1990, merupakan penyerahan dari PKK Pedukuhan Gandu
dan Cepor yang dilakukan oleh Kelurahan Sendangtirto untuk didirikan Taman
Kanak-kanak.
2. Letak
Geografis
Pondok Pesantren
Putra-putri Ibnul Qoyyim terbagi menjadi dua lokasi yaitu pondok putra yang
terletak di Jl. Jogja-Wonosari Km. 10 Tegalyoso, Sitimulyo, Piyungan, Bantul,
dan untuk pondok putri terletak di Jl. Jogja - Wonosari Km. 9 Gandu,
Sendangtirto, Berbah, Sleman.
Pondok Pesantren
ini dapat dikatakan strategis, karena terletak di tepi jalan raya yang cukup
ramai dilewati mobil dan bus dari berbagai jurusan. Selain keberadaannya yang
cukup strategis, jika ditinjau dari segi pendidikan Pondok Pesantren
Putra-putri Ibnul Qoyyim mempunyai letak yang cukup kondusif untuk belajar.
Karena jauh dari keramaian kota dan terletak di tengah-tengah pedesaan yang
memungkinkan santri untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar.
3. Struktur
Organisasi
Untuk
mempermudah kerja dan memperlancar proses belajar mengajar di pondok pesantren,
maka Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta membuat struktur organisasi. Oleh
karenanya untuk mengembangkan, menjamin dan mewujudkan mekanisme kerja yang
bertanggung jawab perlu diadakan struktur keorganisasian kepengurusan dalam
pondok pesantren.
4. Keadaan
Santri Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta
Para santri yang
menetap di pondok pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta berasal dari berbagai
daerah dan ada juga yang berasal dari luar jawa. Jumlah santri dari tahun
pertahun mengalami peningkatan, walaupun tidak terlalu banyak. Dengan masuk
menjadi santri Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta, maka mereka berarti
harus taat dan patuh kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan di pesantren
ini.
Pondok Pesantren
Ibnul Qoyyim Yogyakarta sudah dikenal oleh berbagai lapisan masyarakat, sebab
dalam usia yang relatif singkat ternyata para siswanya telah berdatangan dari
pulai Jawa, bahkan dari luar pulau Jawa walaupun dari wilayah yogyakarta
sendiri prosentasenya masih relatif kecil, hal ini menunjukkan adanya hal-hal
yang menarik.
Dan santri-santri Pondok Pesantren Ibnul
Qoyyim Yogyakarta, seluruhnya harus/wajib tinggal di dalam asrama pondok
pesantren dan wajib mengikuti segala kegiatan yang diadakan oleh pondok
pesantren seperti; keorganisasian, kepramukaan, muhadloroh (latihan pidato tiga
bahasa yaitu : Bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris), public speaking, dan juga
siswa dapat mengikuti kegiatan ekstra seperti : olahraga, seni baca al-Qur’an,
komputer, menjahit, sablon, drum band, dan kursus-kursus lainnya yang membantu
siswa-siswi hidup di masyarakat kelak.