Pesan Penting Pengurus PDHI kepada 43 Santri Muballigh Hijrah Sebelum Diberangkatkan

0

Acara pelepasan tak cukup sampai situ, namun masih ada penyampaian taujihad dari oleh Ustadz Faqihuddin selaku kepala bagian dakwah dan pendidikan Yayasan PDHI. Taujihad ini merupakan nasihad dan pesan untuk kader dakwah yang akan diberangkatan. Dalam nasihatnya beliau berpesan bahwa santri mubaligh hijrah harus menyampaikan pesan santri kepada umat. Dimana pesan santri yang dimaksud adalah segala budaya dan kebiasaan baik yang ada di pondok. Santri dalam presepsi orang zaman dahulu itu identik dengan sarung, namun tak hanya itu yang perlu diajarkan kepada umat. Lebih dari itu, santri harus mampu mengajarkan tata cara ibadah yang baik seperti yang dilakukan di pondok, akhlak dan perilaku yang shalih serta mengajak kepada ketaatan kepada Allah SWT. Salah satu identitas santri adalah kitab, maka ajarkan kepada umat ilmu-ilmu yang didapat dari pondok.

Mengapa pesan santri yang merupakan identitas santri itu sendiri harus disampikan (tabligh) dan diajarkan kepada umat? Tidak lain dan bukan karena pendidikan dalam pondok pesantren merupakan pendidikan yang syumul yaitu lengkap lagi sempurna. Ustadz Faqihuddin menegaskan kesempurnaan pendidikan (ta’dib) dalam pesantren karena adanya 5 hal yang dilakukan dalam pendidikannya. Lima hal tersebut adalah: keteladanan guru, pengajaran, pembiasaan atas budaya baik dan ibadah, pemberian hadiah atas capaian dan prestasi serta punishment hukuman yang mendidik. Formulasi pendidikan yang bisa menerapkan kelima aspek tersebutlah yang mampu mencetak manusia yang beradab.

Sebagai pamungkas, Ustadz Faqihuddin berpesan kepada seluru santri mubaligh hijrah untuk menjadi juru pemersatu umat. Hal ini beliau jelaskan lewat makna filosofis lambang PDHI. Yayasan PDHI memiliki lambang gambar Ka’bah yang secara ibadah juga merupakan satu kiblat sholat seluruh kaum muslimin. Namun Ka’bah yang menjadi lambang PDHI menyelami makna lebih dalam lagi, yaitu gambar Ka’bah yang diambil dari sudut Yamani. Sudut Yamani merupakan lambang persatuan yang lebih kompleks. Karena ketika ibadah thawaf dilaksanakan doa yang dilangitkan ketika memulai thawaf dari Hajar al-Aswad berbeda-beda dan bermacam-macam. Namun ketika sampai pada sudut/rukun Yamani doa para peziarah Baitullah hanya satu yaitu: “Robbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa 'adzaaban-naar”.

Persatuan yang dirangkul oleh para santri mubaligh hijrah adalah persatuan atas dasar Islam. Dimana perbedaan adalah rahmat Allah SWT yang menjadikan manusia dapat saling memahami. Santri mubaligh hijrah harus mampu membaur dengan masyarakat dan memahamkan masyarakt sesuai dengan kemampuan masyarakat itu sendiri. Perbedaan yang adalah sesuatu yang niscaya terjadi dalam kehidupan dan perbedaan bisa disatukan dengan cara yang makruf. Tanpa kekerasan dan saling menyakiti antar umat.

Setelah taujihad dari Ustadz Faqihuddin sampailah agenda pada penghujung acara yaitu penutup. Besar harapan kami atas program Santri Mubaligh Hijrah Ramadhan 1444 H sebagai pembelajaran kader dakwah serta pengenalan santri atas tanggung jawab dirinya sebagai ummat Nabi Muhammad SAW. Juga besaar harapan orang tua wali santri ketika menghantarkan kepergian santri mubaligh hijrah dari komplek pondok pesantren. Teriring doa keselamatan dan keberkahan bagi pondok pesantren, bagi santri juga bagi umat Islam.


S Bangkit (22/3/24)

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)
To Top