SURAT AL IKHLAS
(Memurnikan Keesaan Allah)
Makkiyah atau Madaniyyah, 4 atau 5 ayat Turun
sesudah Surat An-Nas
Latar Belakang Turunnya Surat dan Keutamaannya
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Abu Sa'id alias Muhammad ibnu Maisar As-Saghani, telah menceritakan
kepada kami Abu Ja'far Ar-Razi, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi' ibnu
Anas, dari Abu Aliyah, dari Ubay ibnu Ka'b, bahwa orang-orang musyrik berkata
kepada Nabi Saw.”Hai Muhammad, gambarkanlah kepada kami tentang Tuhanmu. Maka
Allah menurunkan firman-Nya: Katakanlah, "Dialah Allah
Yang Mahaesa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia
tiada beranak dan tiada pula diperanakan, dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan-Nya."(Al-Ikhlas: 1-4)
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam
Turmuzi dan Ibnu Jarir, dari Ahmad ibnu Mani' —Ibnu Jarir menambahkan— dan
Mahmud ibnu Khaddasy, dari Abu Sa'id Muhammad ibnu Maisar dengan sanad yang
sama.
Ibnu Jarir dan Imam Turmuzi menambahkan bahwa
as-samad artinya Tuhan Yang
tidak beranak dan tidak diperanakan. Karena sesungguhnya tiada sesuatu pun yang
diperanakan melainkan dia pasti mati, dan tiada sesuatu pun yang mati melainkan
akan diwaris, dan sesungguhnya Allah Swt. tidak mati dan tidak pula diwaris.
dan tidak ada seorang pun yang setara dengan
Dia. (Al-lkhlas: 4) Tiada yang serupa dengan Dia,
tiada yang sebanding dengan-Nya, dan tiada sesuatu pun yang semisal dengan
Dia.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya melalui hadis
Abu Sa'id alias Muhammad ibnu Maisar dengan sanad yang sama. Kemudian Imam
Turmuzi meriwayatkannya dari Abu ibnu Humaid, dari Ubaidillah ibnu Musa, dari
Abu Ja'far, dari Ar-Rabi', dari Abul Aliyah, lalu disebutkan hal yang sama
secara mursal dan tidak disebutkan dengan kata 'telah menceritakan kepada kami'.
Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini lebih sahih sanadnya ketimbang
hadis Abu Sa'id.
Hadis lain yang semakna. Al-Hafiz Abu Ya'la
Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sarij ibnu Yunus, telah
menceritakan kepada kami Ismail ibnu Mujalid, dari Mujalid, dari Asy-Sya'bi,
dari Jabir r.a., bahwa pernah ada seorang Badui datang kepada Nabi Saw. lalu
bertanya, "Gambarkanlah kepada kami tentang Tuhanmu." Maka turunlah firman Allah
Swt.: Katakanlah, "Dialah Allah Yang Maha
Esa.”(Al-lkhlas: 1), hingga akhir surat.
Sanad hadis ini mutaqarib (berdekatan). Ibnu Jarir telah
meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Auf, dari Suraij, lalu disebutkan hal yang
semisal, dan hadis ini diriwayatkan oleh bukan hanya seorang dari kalangan ulama
Salaf secara mursal.
Ubaid ibnu Ishaq Al-Attar telah meriwayatkan
dari Qais ibnur Rabi'. dari Abu Asim, dari Abu Wa-il, dari Ibnu Mas'ud r.a. yang
menceritakan bahwa orang-orang Quraisy berkata kepada Rasulullah Saw.,
"Gambarkanlah keadaan Tuhanmu kepada kami." Maka turunlah surat ini yang diawali
dengan firman-Nya: Katakanlah, "Dialah Allah Yang
MahaEsa.” (Al-lkhlas: 1)
Imam Tabrani mengatakan bahwa Al-Faryabi dan
lain-lainnya telah meriwayatkannya dari Qais, dari Abu Asim, dari Abu Wa-il
secara mursal.
Kemudian Imam Tabrani meriwayatkan melalui
hadis Abdur Rahman ibnu Usman At-Tara-ifi, dari Al-Wazi' ibnu Mani', dari Abu
Salamah, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda:
«لِكُلِّ شَيْءٍ نِسْبَةٌ وَنِسْبَةُ اللَّهِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ وَالصَّمَدُ لَيْسَ
بِأَجْوَفَ»
Segala sesuatu mempunyai predikat dan
predikat Allah ialah, "Katakanlah, 'Dialah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah
Tuhan yang bersifat As-Samad. As-Samad artinya tidak berongga'.”
Hadis lain tentang keutamaannya.
Imam Bukhari mengatakan bahwa telah
menceritakan kepada kami Muhammad Az-Zuhali, telah menceritakan kepada kami
Ahmad ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan
kepada kami Amr, dari Ibnu Abu Hilal, bahwa Abur Rijal alias Muhammad ibnu Abdur
Rahman pernah menceritakan kepadanya dari ibunya (yaitu Amrah binti Abdur
Rahman) yang dahulunya berada di dalam asuhan Siti Aisyah r.a. istri Nabi Saw.,
dari Aisyah r.a., bahwa Nabi Saw. mengangkat seorang lelaki sebagai pemimpin
suatu pasukan khusus untuk suatu tugas. Dan lelaki itu menjadi imam salat dari
para sahabatnya dan ia selalu mengakhiri bacaan salatnya dengan surat Al-Ikhlas.
Setelah pasukan khusus itu pulang, mereka menceritakan hal itu kepada Nabi Saw.,
maka Nabi Saw. bersabda, "Tanyakanlah kepadanya, mengapa dia melakukan hal itu,"
lalu mereka bertanya kepadanya, dan ia menjawab, "Karena di dalamnya disebutkan
sifat Tuhan Yang Maha Pemurah, dan aku suka membacakannya dalam salatku."
Setelah hal itu disampaikan kepada Nabi Saw., maka beliau
Saw.bersabda:
«أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى
يُحِبُّهُ»
Sampaikanlah kepadanya, bahwa Allah
menyukainya.
Demikianlah apa yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari di dalam kitab tauhidnya. Dan di antara mereka ada yang menggugurkan
penyebutan Muhammad Az-Zuhali dan menjadikannya melalui riwayat Ahmad ibnu
Saleh. Imam Muslim telah meriwayatkan hadis ini dan juga Imam Nasai melalui
Abdullah ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris, dari Sa'id ibnu Abu Hilal dengan sanad
yang sama.
Hadis lain.
Imam Bukhari mengatakan di dalam kitab
salat-nya, bahwa Ubaidillah telah meriwayatkan dari Sabit, dari Anas r.a. yang
telah mengatakan bahwa pernah ada seorang lelaki menjadi imam suatu jamaah di
Masjid Quba, manakala dia telah membaca Al-Qur'an yang mengawali salatnya, lalu
ia mengiringinya dengan bacaan surat Al-lkhlas, setelah itu ia membaca surat
yang lainnya. Hal ini ia lakukan pada tiap rakaat. Maka para sahabatnya
(teman-temannya) berbicara kepadanya, "Sesungguhnya engkau telah membaca surat
ini, tetapi kelihatannya engkau merasa tidak cukup dengannya, lalu engkau baca
surat lainnya. Maka adakalanya engkau baca surat ini saja, atau engkau
tinggalkan surat ini dan membaca surat lainnya tanpanya."
Lelaki itu menjawab, "Aku tidak akan
meninggalkannya (surat Al-lkhlas), jika engkau mau menjadikan diriku imam
kalian, maka aku akan tetap melakukannya. Dan jika kalian tidak suka, maka aku
tidak mau menjadi imam kalian." Sedangkan mereka memandang lelaki ini sebagai
orang yang paling diutamakan oleh mereka, dan mereka tidak suka bila diimami
oleh selainnya.
Ketika Nabi Saw. datang berkunjung kepada
mereka, maka mereka menceritakan kepada beliau berita tersebut, lalu beliau Saw.
bertanya, "Hai Fulan, apakah yang mencegahmu hingga tidak mau melakukan apa yang
diminta oleh teman-temanmu, dan mengapa engkau selalu menetapi surat ini dalam
tiap rakaatmu?" Lelaki itu menjawab, "Aku menyukainya." MakaNabi Saw.
bersabda:
«حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ
الْجَنَّةَ»
Kecintaanmu kepada surat (Al-lkhlas) ini
dapat memasukkanmu ke dalam surga.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam
Bukhari secara ta'liq dengan tegas dan sanad yang sama. Abu Isa At-Turmuzi di
dalam kitab Jami'nya telah meriwayatkan hadis ini dari Al-Bukhari, dari Ismail
ibnu Abu Uwais, dari Abdul Aziz ibnu Muhammad Ad-Darawardi, dari Ubaidillah ibnu
Umar, lalu disebutkan hal yang semisal. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa
riwayat melalui Ubaidillah, dari Sabit berpredikat garib.
Imam Turmuzi mengatakan bahwa Mubarak ibnu
Fudalah telah meriwayatkan dari Sabit, dari Anas, bahwa pernah ada seorang
lelaki berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku menyukai surat Qul Huwallahu
Ahad (surat) Al-Ikhlas." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Kesukaanmu kepadanya dapat memasukkanmu ke dalam surga.
Hadis yang diriwayatkan secara ta'liq oleh
Imam Turmuzi ini telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya
secara muttasil; untuk itu ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami
Abun Nadr, telah menceritakan kepada kami Mubarak ibnu Fudalah, dari Sabit, dari
Anas r.a. yang mengatakan bahwa pernah ada seorang lelaki datang kepada
Rasulullah Saw., lalu bertanya, "Sesungguhnya aku menyukai surat Qul Huwallahu
Ahad (surat Al-Ikhlas)." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Kesukaanmu kepadanya dapat memasukkanmu ke dalam surga.
Hadis yang menyatakan bahwa surat Al-Ikhlas
sebanding dengan sepertiga Al-Qur'an. Imam Bukhari mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Ismail, telah menceritakan kepadaku Malik, dari Abdur
Rahman ibnu Abdullah ibnu Abdur Rahman ibnu Abu Sa'sa'ah, dari ayahnya, dari Abu
Sa'id, bahwa pernah ada seorang lelaki mendengar lelaki lainnya membaca
firman-Nya: Katakanlah, "Dialah Allah
YangMahaesa.”(Al-Ikhlas: 1), hingga akhir
surat.
Surat ini dibacanya berulang-ulang (dalam
salat sunatnya). Dan pada pagi harinya lelaki yang mendengar itu datang kepada
Nabi Saw., lalu menceritakan hal tersebut kepada beliau seakan-akan ia
menilainya terlalu sedikit apa yang dibaca lelaki tersebut. MakaNabi Saw.
bersabda:
«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهَا
لِتَعْدِلُ ثُلْثَ الْقُرْآنِ»
Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam
genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya surat Al-lkhlas itu benar-benar sebanding
dengan sepertiga Al-Qur’an.
Ismail ibnu Ja'far menambahkan dari Malik,
dari Abdur Rahman ibnu Abdullah, dari ayahnya, dari Abu Sa'id yang mengatakan
bahwa telah menceritakan kepadaku saudaraku Qatadah ibnun Nu'mah, dari Nabi Saw.
Imam Bukhari telah meriwayatkannya pula dari Abdullah ibnu Yusuf dan Al-Qa'nabi.
Imam Abu Daud meriwayatkannya dari Al-Qa'nabi, dan Imam Nasai dari Qutaibah;
seluruhnya dari Malik dengan sanad yang sama. Hadis Qatadah ibnun Nu'man
di-musnad-kan oleh Imam Nasai melalui dua jalur, yaitu dari Ismail ibnu Ja'far,
dari Malik, dari Qatadah ibnun Nu'man.
Hadis lain. Imam Bukhari mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Umar ibnu Hafs, telah menceritakan kepada kami ayahku,
telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, telah menceritakan kepada kami Ibrahim
dan Ad-Dahhak Al-Masyriqi, dari Abu Sa'id r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah
Saw. bersabda kepada para sahabatnya, "Apakah tidak mampu seseorang dari kamu
membaca sepertiga Al-Qur'an dalam semalam?" Hal itu terasa berat oleh mereka,
lalu mereka berkata, "Siapakah di antara kami yang mampu melakukannya, wahai
Rasulullah?" Maka Rasulullah Saw. bersabda:
«اللَّهُ الْوَاحِدُ الصَّمَدُ ثُلْثُ
الْقُرْآنِ»
Allahul Wahidus Samad (surat Al-lkhlas)
adalah sepertiga Al-Qur’an.
Imam Bukhari meriwayatkannya secara munfarid
melalui Ibrahim ibnu Zaid An-Nakha'i dan Ad-Dahhak ibnu Syurahbil Al-Hamdani
Al-Masyriqi, keduanya dari Abu Sa'id. Al-Fariri mengatakan, ia pernah mendengar
Abu Ja'far Muhammad ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa Abu Abdullah Al-Bukhari
telah meriwayatkan Ibrahim secara mursal, dan dari Ad-Dahhak secara
musnad.
Hadis lain.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Yahya ibnu Ishaq. telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, dari
Al-Haris ibnu Yazid. dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. yang
mengatakan bahwa Qatadah ibnun Nu'man semalaman membaca surat Al-Ikhlas, lalu
diceritakan hal itu kepada Nabi Saw. Maka Nabi Saw. bersabda:
«وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إنها لَتَعْدِلُ
نِصْفَ الْقُرْآنِ- أَوْ ثُلْثَهُ-»
Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam
genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya surat Al-Ikhlas benar-benar sebanding
dengan separo atau sepertiga Al-Qur’an.
Hadis lain.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah
menceritakan kepada kami Huyay ibnu Abdullah, dari Abu Abdur Rahman Al-Habli,
dari Abdullah ibnu Amr, bahwa Abu Ayyub Al-Ansari dalam suatu majelis
mengatakan, "Tidakkah mampu seseorang dari kamu salat dengan mem¬baca sepertiga
Al-Qur'an setiap malamnya?" Mereka berkata, "Apakah ada seseorang yang mampu
melakukannya?" Abu Ayyub menjawab, bahwa Qul Huwallahu Ahad (surat Al-Ikhlas)
adalah sepertiga Al-Qur'an. Maka datanglah Nabi Saw. yang saat itu telah
mendengar apa yang diucapkan Abu Ayyub, lalu beliau Saw. menegaskan, "Abu Ayyub
benar."
Hadis lain. Abu Isa At-Turmuzi mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada
kami Yahya ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Kaisan, telah
menceritakan kepadaku Abu Hazim, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda, "Berkumpullah kamu
sekalian, karena sesungguhnya aku akan membacakan kepadamu sepertiga
Al-Qur'an." Maka berkumpullah orang-orang yang ada,
lalu Nabi Saw. keluar (muncul) dari rumahnya dan membaca Qul Huwallahu Ahad
(surat Al-Ikhlas), setelah itu masuk ke rumah.
Maka sebagian dari kami berkata kepada
sebagian yang Lain, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda, "Sesungguhnya aku akan
membacakan kepada kalian sepertiga Al-Qur'an," sesungguhnya aku merasa yakin
bahwa berita ini datang dari langit. Kemudian Nabi Saw. muncul lagi dan
bersabda:
«إِنِّي قُلْتُ سَأَقْرَأُ عَلَيْكُمْ ثُلْثَ
الْقُرْآنِ أَلَا وَإِنَّهَا تَعْدِلُ ثُلْثَ الْقُرْآنِ»
Sesungguhnya aku telah mengatakan bahwa aku
akan membacakan kepadamu sepertiga Al-Qur’an. Ingatlah, sesungguhnya surat
Al-lkhlas itu sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.
Imam Muslim telah meriwayatkan hal yang sama
di dalam kitab sahihnya melalui Muhammad ibnu Basysyar dengan sanad yang sama.
Dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih garib; nama Abu Hazim
adalah Salman.
Hadis lain.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, dari Zaidah ibnu Qudamah, dari Mansur, dari
Hilal ibnu Yusaf, dari Ar-Rabi' ibnu Khaisam, dari Amr ibnu Maimun, dari Abdur
Rahman ibnu Abu Laila, dari seorang wanita kalangan Ansar dari Abu Ayyub, dari
Nabi Saw. yang telah bersabda:
«أَيَعْجَزُ
أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ ثُلْثَ الْقُرْآنِ فِي لَيْلَةٍ؟ فَإِنَّهُ مَنْ قَرَأَ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ فِي لَيْلَةٍ فَقَدْ قَرَأَ
لَيْلَتَئِذٍ ثُلْثَ الْقُرْآنِ»
Apakah tidak mampu seseorang dari kamu
membaca sepertiga Al-Qur’an dalam semalam? Karena sesungguhnya barang siapa yang
membaca Qul Huwallahu Ahad Allahus Samad (surat Al-lkhlas) dalam semalam,
berarti sama saja dia dengan membaca sepertiga Al-Qur’an di malam
itu.
Hadis ini termasuk yang bersanad sembilan
bagi Imam Ahmad. Imam Turmuzi dan Imam Nasai telah meriwayatkan dari Muhammad
ibnu Basysyar Bandar menambahkan, Imam Turmuzi dan Qutaibah, keduanya dari Abdur
Rahman ibnu Mahdi dengan sanad yang sama, sehingga dengan adanya sanad ini hadis
menjadi bersanad sepuluh. Menurut riwayat lain, Imam Turmuzi melalui istri Abu
Ayyub, dari Abu Ayyub disebutkan hal yang semisal, dan Imam Turmuzi menilainya
hasan. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa dalam bab yang sama telah
diriwayatkan oleh Abu Darda, Abu Sa'id, Qatadah ibnun Nu'man, Abu Hurairah,
Anas, Ibnu Umar, dan Abu Mas'ud. Hadis ini hasan dan kami tidak mengetahui ada
seseorang yang meriwayatkan hadis ini dengan predikat yang lebih baik dari
riwayat Zaidah, dan Imam Turmuzi dalam riwayatnya mengikutkan Israil dan
Al-Fudail ibnu Iyad. Syu'bah dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang saja dari
kalangan orang-orang yang berpredikat 'siqah telah meriwayatkan hadis ini dari
Mansur, tetapi mereka mengalami idtirab padanya.
Hadis lain.
قَالَ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا هُشَيْم، عَنْ
حُصَين، عَنْ هِلَالِ بْنِ يَسَاف، عَنْ عَبْدِ الرحمن ابْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ
أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ -أَوْ: رَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ-قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ قَرَأَ بِ " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ "
فَكَأَنَّمَا قَرَأَ بِثُلْثِ الْقُرْآنِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Hasyim, dari Husain, dari Hilal ibnu Yusaf, dari Abdur Rahman ibnu
Abu Laila, dari Ubay ibnu Ka'b, bahwa pernah ada seorang lelaki dari kalangan
Ansar mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barangsiapa yangmembaca Qul Huwallahu Ahad(surat Al-Ikhlas), maka
seakan-akan dia membaca sepertiga Al-Qur’an.
Imam Nasai meriwayatkannya di dalam kitab
Al-Yaum wal Lailah melalui
hadis Hasyim, dari Husain, dari Ibnu Abu Laila dengan sanad yang sama; tetapi di
dalam riwayatnya tidak disebutkan Hilal ibnu Yusaf.
Hadis lain.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكيع،
عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ أَبِي قَيْسٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ مَيْمُونٍ، عَنْ أَبِي
مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: " " قُلْ
هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " تعدُل ثلث الْقُرْآنِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Waqi', dari Sufyan, dari Abu Qais, dari Amr ibnu Maimun, dari Abu
Mas'ud r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Qul Huwallahu Ahad sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.
Ibnu Majah telah meriwayatkan hal yang sama
dari Ali ibnu Muhammad Attanafisi, dari Waqi' dengan sanad yang sama. Dan Imam
Nasai meriwayatkannya di dalam kitab Al-Yaum wal Lailah melalui jalur lain dari
Amr ibnu Maimun sacara marfu' dan mauquf.
Hadis lain.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا بَهْز،
حَدَّثَنَا بُكَير بْنُ أَبِي السَّميط حَدَّثَنَا قَتَادَةَ، عَنْ سَالِمِ بْنِ
أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ مَعْدَان بْنِ أَبِي طَلْحَةَ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ،
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "أيعجزُ أحدُكم
أَنْ يَقرأ كُلَّ يَوْمٍ ثُلْثَ الْقُرْآنِ؟ ". قَالُوا: نَعَمْ يَا رَسُولَ
اللَّهِ، نَحْنُ أضعفُ مِنْ ذَلِكَ وَأَعْجَزُ. قَالَ: "فَإِنَّ اللَّهَ جَزأ
الْقُرْآنَ ثَلَاثَةَ أَجْزَاءٍ، فَ " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " ثُلْثُ
الْقُرْآنِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Bahz, telah menceritakan kepada kami Bukair ibnu Abus Samit, telah
menceritakan kepada kami Qatadah, dari Salim ibnu Abul Ja'd, dari Ma'dan ibnu
Abu Talhah, dari Abud Darda r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: "Apakah tidak mampu seseorang dari kamu
membaca sepertiga Al-Qur’an setiap harinya?” Mereka
menjawab, "Benar, wahai Rasulullah, kami adalah orang yang lemah dan tidak mampu
melakukan hal itu.” Rasulullah Saw. bersabda, "Maka
sesungguhnya Allah membagi-bagi Al-Qur’an menjadi tiga bagian; Qul Huwallahu
Ahad (surat Al-lkhlas) adalah sepertiga Al-Qur’an.”
Imam Muslim dan Imam Nasai telah
meriwayatkannya melalui hadis Qatadah dengan sanad yang sama.
Hadis lain.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا
أُمَيَّةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُسْلِمٍ
-ابْنِ أَخِي ابْنِ شِهَابٍ -عَنْ عَمِّهِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ حُمَيد بْنِ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ -هُوَ ابْنُ عَوْفٍ-عَنْ أُمِّهِ -وَهِيَ: أُمِّ كُلْثُومِ بِنْتِ
عُقْبَةَ بْنِ أَبِي مُعَيط -قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " تَعدلُ ثُلُثَ
الْقُرْآنِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Umayyah ibnu Khalid, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Abdullah ibnu Muslim keponakan Ibnu Syihab, dari pamannya (yaitu Az-Zuhri), dari
Humaid ibnu Abdur Rahman ibnu Auf, dari ibunya (yaitu Ummu Kalsum binti Uqbah
ibnu Abu Mu'it yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Qul Huwallahu Ahad sebanding dengan sepertiga
Al-Qur’an.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam
Nasai di dalam kitab Al-Yaum wal Lailah, dari Amr ibnu Ali, dari Umayyah ibnu
Khalid dengan sanad yang sama. Kemudian Imam Nasai meriwayatkannya melalui Jalur
Malik, dari Az-Zuhri, dari Humaid ibnu Abdur Rahman dan dikatakan sebagai
perkataannya.
Imam Nasai telah meriwayatkannya pula di
dalam kitab Al-Yaum wal Lailah melalui hadis Muhammad ibnu Ishaq dari Al-Haris
ibnul Fudail Al-Ansari, dari Az-Zuhri, dari Humaid ibnu Abdur Rahman, bahwa
pernah ada segolongan orang dari sahabat Nabi Saw. menceritakan kepadanya dari
nabi Saw., bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:
" قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " تَعدلُ ثُلُثَ
القرآن لِمَنْ صَلَّى بِهَا"
Qul Huwallahu Ahad sebanding dengan sepertiga
Al-Qur’an bagi orang yang membacanya dalam salatnya.
Hadis lain yang menyatakan bahwa membacanya
dapat mewajibkan pelakunya masuk surga.
قَالَ الْإِمَامُ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، عَنْ
عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عُبيد بْنِ حُنَين قَالَ: سَمِعْتُ
أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ: أَقْبَلْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَسَمِعَ رَجُلًا يَقْرَأُ " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَجَبَتْ". قُلْتُ: وَمَا
وَجَبت؟ قَالَ: "الْجَنَّةُ".
Imam Malik ibnu Anas telah meriwayatkan dari
Ubaidillah ibnu Abdur Rahman, dari Ubaid ibnu Hunain yang mengatakan bahwa ia
pernah mendengar Abu Hurairah mengatakan bahwa ia datang bersama Nabi Saw., lalu
mendengar seorang lelaki membaca Qul Huwallahu Ahad (surat Al-Ikhlas dalam
salatnya). Maka Rasulullah Saw. bersabda: "Telah pasti
baginya.” Aku bertanya, "Apanya yang telah pasti?”
Rasulullah Saw. menjawab, "Surga.”
Imam Turmuzi dan Imam Nasai meriwayatkannya
melalui hadis Malik. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih garib,
kami tidak mengenalnya melainkan melalui hadis Malik. Dalam hadis yang terdahulu
telah disebutkan:
"حُبّك إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ
الْجَنَّةَ".
Kecintaanmu kepadanya (surat Al-lkhlas) dapat
memasukkanmu ke dalam surga.
Hadis yang menyatakan membaca surat Al-lkhlas
berulang-ulang.
قَالَ الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى الْمُوصِلِيُّ:
حَدَّثَنَا قَطن بن نُسير، حدثنا عيسى ابن مَيْمُونٍ الْقُرَشِيُّ، حَدَّثَنَا
يَزِيدُ الرَّقَاشِيُّ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "أَمَا يَسْتَطِيعُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ:
" قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فِي لَيْلَةٍ فَإِنَّهَا تعدلُ
ثُلْثَ الْقُرْآنِ؟ "
Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Qatr ibnu Basyir, telah menceritakan kepada kami
Isa ibnu Maimun Al-Qurasyi, telah menceritakan kepada kami Yazid Ar-Raqqasyi,
dari Anas r.a. yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw.
bersabda: Tidakkah mampu seseorang dari kamu membaca
Qul Huwallahu Ahad sebanyak tiga kali dalam semalam, karena sesungguhnya ia
sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.
Sanad hadis ini daif, tetapi lebih baik
daripada sebelumnya.
Hadis lain.
قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْإِمَامِ
أَحْمَدَ: حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ المُقَدمي، حَدَّثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ،
حدثنا ابن أبي ذئب، عن أسيدُ ابن أَبِي أَسِيدٍ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ خُبيب، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: أَصَابَنَا طَش وَظُلْمَةٌ، فَانْتَظَرْنَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي بِنَا، فَخَرَجَ
فَأَخَذَ بِيَدِي، فَقَالَ: "قُلْ". فَسَكَتُّ. قَالَ: "قُلْ". قُلْتُ: مَا
أَقُولُ؟ قَالَ: " " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ
تُمْسِي وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلَاثًا، تَكْفِكَ كُلَّ يَوْمٍ
مَرَّتَيْنِ".
Abdullah ibnu Imam Ahmad mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Bakar Al-Maqdami, telah menceritakan
kepada kami Ad-Dahhak ibnu Makhlad, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu
Zi'b, dari Usaid ibnu Abu Usaid, dari Mu'az ibnu Abdullah ibnu Habib, dari
ayahnya yang mengatakan bahwa kami kehausan dan kegelapan di saat kami menunggu
Rasulullah Saw. untuk salat bersama kami. Tidak lama kemudian Rasulullah Saw.
keluar, lalu memegang tanganku dan berkata, "Katakanlah!" Lalu beliau diam, dan
bersabda lagi, "Katakanlah!" Aku bertanya, "Apa yang harus kukatakan?"
Rasulullah Saw. bersabda: Bacalah Qul Hnwallahu Ahad
dan Mu'awwizatain saat engkau berada di petang hari dan pagi hari sebanyak tiga
kali; itu sudah cukup bagimu sebanyak dua kali setiap harinya.
Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai
telah meriwayatkannya melalui hadis Ibnu Abu Zi-b dengan sanad yang sama. Imam
Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih garib bila ditinjau dari segi
jalurnya.
Imam Nasai meriwayatkannya melalui jalur lain
dari Mu'az ibnu Abdullah ibnu Habib, dari ayahnya, dari Uqbah ibnu Amir, lalu
disebutkan hal yang semisal dengan lafaz:
"يَكْفِكَ كُلَّ شَيْءٍ"
Itu dapat menghindarkanmu dari segala sesuatu
(yang tidak diinginkan).
Hadis lain masih berkisar
tentangnya.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا
إِسْحَاقُ بْنُ عِيسَى، حَدَّثَنَا لَيْثُ بْنُ سَعْدٍ، حَدَّثَنِي الْخَلِيلُ بْنُ
مُرَّةَ، عَنِ الْأَزْهَرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ تَمِيمٍ الدَّارِيِّ قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ
إِلَّا اللَّهُ وَاحِدًا أَحَدًا صَمَدًا، لَمْ يَتَّخِذْ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا،
ولم يكن له كفوا أحدا، عَشْرَ مَرَّاتٍ، كُتِب لَهُ أَرْبَعُونَ أَلْفَ أَلْفِ
حَسَنَةٍ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Ishaq ibnu Isa, telah menceritakan kepadaku Lais ibnu Sa'd, telah
menceritakan kepadaku Al-Khalil ibnu Murrah, dari Al-Azhar ibnu Abdullah, dari
Tamim Ad-Dari r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Barang siapa yang mengucapkan kalimah "Tidak ada Tuhan
yang berhak disembah selain Allah semata Yang Maha Esa, bergantung kepada-Nya
segala sesuatu, tidak beristri, tidak beranak, dan tiada sesuatu pun yang setara
dengan-Nya " sebanyak sepuluh kali, maka Allah mencatatkan baginya empat puluh
juta kebaikan.
Imam Ahmad dan Al-Khalil ibnu Murrah
meriwayatkannya secara munfarid, tetapi Imam Bukhari dan lain-lainnya menilainya
daif sekali.
Hadis lain.
قَالَ أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا حَسَنُ
بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَة، حدثنا زَبَّان بن فَائِدٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذِ بْنِ
أَنَسٍ الْجُهَنِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ قَرَأَ " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " حَتَّى يَخْتِمَهَا،
عَشْرَ مَرَّاتٍ، بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا فِي الْجَنَّةِ". فَقَالَ عُمَرُ:
إِذَنْ نَسْتَكْثِرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "اللَّهُ أَكْثَرُ وَأَطْيَبُ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Hasan ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah
menceritakan kepada kami Zaban ibnu Fa-id, dari Sahl ibnu Mu'az ibnu Anas
Al-Juhani, dari ayahnya, dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda: Barang siapa yang membaca Qul Huwallahu Ahad sampai akhir surat
sebanyak sepuluh kali, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah gedung di
dalam surga. Maka Umar berkata, "Kalau begitu, kami
akan memperbanyak bacaannya, wahai Rasulullah." Rasulullah Saw. bersabda:
(Pemberian) Allah jauh lebih banyak dan jauh lebih
baik.
Imam Ahmad meriwayatkannya secara munfarid.
وَرَوَاهُ أَبُو مُحَمَّدٍ الدَّارِمِيُّ فِي
مُسْنَدِهِ فَقَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ، حَدَّثَنَا حَيْوَةُ،
حَدَّثَنَا أَبُو عُقَيْلٍ زَهْرَةُ بْنُ مَعْبَدٍ-قَالَ الدَّارِمَيُّ: وَكَانَ
مِنَ الْأَبْدَالِ -أَنَّهُ سَمِعَ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ يَقُولُ: أَنَّ
نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ قَرَأَ " قُلْ
هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " عَشْرَ مَرَّاتٍ، بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا فِي
الْجَنَّةِ، وَمَنْ قَرَأَهَا عِشْرِينَ مَرَّةً بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرَيْنِ فِي
الْجَنَّةِ، وَمَنْ قَرَأَهَا ثَلَاثِينَ مَرَّةً بَنَى اللَّهُ لَهُ ثَلَاثَةَ
قُصُورٍ فِي الْجَنَّةِ". فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ: إِذَا لِتُكْثُرْ
قُصُورُنَا؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "اللَّهُ
أَوْسَعُ مِنْ ذَلِكَ"
Imam Abu Muhammad Ad-Darimi meriwayatkannya
di dalam kitab musnadnya; untuk itu ia mengatakan bahwa telah menceritakan
kepada kami Abdullah ibnu Yazid, telah menceritakan kepada kami Haiwah, telah
menceritakan kepada kami Abu Aqil ibnu Ma'bad yang menurut Imam Ad-Darimi ia
adalah seorang Wali Abdal, bahwa ia pernah mendengar Sa'id ibnul Musayyab
mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi Allah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang membaca Qul Huwallahu Ahad sebanyak sepuluh kali,
maka Allah akan membangunkan baginya sebuah gedung di dalam surga. Dan barang
siapa yang membacanya sebanyak dua puluh kali, maka Allah akan membangunkan
baginya dua buah gedung di dalam surga. Dan barang siapa yang membacanya
sebanyak tigapuluh kali, maka Allah akan membangunkan baginya tiga buah gedung
di dalam surga. Maka Umar ibnul Khattab berkata,
"Kalau begitu, kami akan memperbanyak." Rasulullah Saw. bersabda: (Pemberian) Allah jauh lebih lapang daripada itu.
Hadis ini mursal predikatnya jayyid
(baik).
Hadis lain.
قَالَ الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى: حَدَّثَنَا
نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ، حَدَّثَنِي نُوحُ بْنُ قَيْسٍ، أَخْبَرَنِي مُحَمَّدٌ
الْعَطَّارُ، أَخْبَرَتْنِي أُمُّ كَثِيرٍ الْأَنْصَارِيَّةُ، عَنْ أَنَسُ بْنُ
مَالِكٍ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ
قَرَأَ " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " خَمْسِينَ مَرَّةً غُفرت لَهُ. ذُنُوبُ
خَمْسِينَ سَنَةً"
Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Nasr ibnu Ali, telah menceritakan kepadaku Nuh
ibnu Qais, telah menceritakan kepadaku Muhammad Al-Attar, telah menceritakan
kepadaku Ummu Kasir Al-Ansariyah, dari Anas ibnu Malik, dari Rasulullah Saw.
yang telah bersabda: Barang siapa yang membaca Qul
Huwallahu Ahad sebanyak lima puluh kali, Allah memberikan ampunan baginya
dosa-dosa selama lima puluh tahun.
Sanad hadis berpredikat daif.
Hadis lain.
قَالَ أَبُو يَعْلَى: حَدَّثَنَا أَبُو
الرَّبِيعِ، حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ مَيْمُونٍ، حَدَّثَنَا ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ قَرَأَ فِي
يَوْمٍ: " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " مِائَتَيْ مَرَّةٍ، كَتَبَ اللَّهُ لَهُ
أَلْفًا وَخَمْسَمِائَةِ حَسَنَةٍ إِلَّا أَنْ يَكُونَ عَلَيْهِ دَيْنٌ"
Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Abur Rabi', telah menceritakan kepada kami Hatim ibnu Maimun, telah
menceritakan kepada kami Sabit, dari Anas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah
Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang membaca Qul
Huwallahu Ahad dalam sehari sebanyak dua ratus kali, maka Allah mencatatkan
baginya seribu lima ratus kebaikan, terkecuali jika ia mempunyai suatu
utang.
Sanad hadis ini daif; Hatim ibnu Maimun
dinilai daif oleh Imam Bukhari dan lain-lainnya. Imam Turmuzi telah
meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Marzuq Al-Basri, dari Hatim ibnu Maimun
dengan sanad yang sama dan lafaz seperti berikut:
"مَنْ قَرَأَ كُلَّ يَوْمٍ، مِائَتَيْ مَرَّةٍ:
" قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " مُحِيَ عَنْهُ ذُنُوبُ خَمْسِينَ سَنَةً، إِلَّا أَنْ
يَكُونَ عَلَيْهِ دَين".
Barang siapa setiap harinya membaca Qul
Huwallahu Ahad sebanyak dua ratus kali, maka dihapuskan baginya dosa-dosa lima
puluh tahun, terkecuali jika ia mempunyai hutang.
Imam Turmuzi meriwayatkan dengan sanad yang
sama sampai kepada Nabi Saw. yang telah bersabda:
"مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنَامَ عَلَى فِرَاشِهِ،
فَنَامَ عَلَى يَمِينِهِ، ثُمَّ قَرَأَ: " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " مِائَةَ
مَرَّةٍ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ يَقُولُ لَهُ الرَّبُّ، عَزَّ وَجَلَّ:
يَا عَبْدِي، ادخُل عَلَى يَمِينِكَ الْجَنَّةَ"
Barang siapa yang hendak tidur di atas
peraduannya, lalu ia merebahkan dirinya pada lambung kanannya dan membaca Qul
Huwallahu Ahad sebanyak seratus kali, maka kelak di hari kiamat Tuhan Yang
Mahaagung lagi Mahamulia akan berfirman kepadanya, "Hai hamba-Ku, masuklah kamu
ke surga di sebelah kananmu.”
Kemudian Imam Turmuzi mengatakan, garib bila
melalui hadis Sabit. Imam Turmuzi telah meriwayatkannya pula melalui jalur lain
darinya.
قَالَ أَبُو بَكْرٍ الْبَزَّارُ: حَدَّثَنَا
سَهْلُ بْنُ بَحْرٍ، حَدَّثَنَا حَبّان بْنُ أَغْلَبَ، حَدَّثَنَا أَبِي،
حَدَّثَنَا ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه
وسلم: "من قَرَأَ: " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " مِائَتَيْ مَرَّةٍ، حَطَّ اللَّهُ
عَنْهُ ذُنُوبَ مِائَتَيْ سَنَةٍ"
Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Sahl ibnu Bahr, telah menceritakan kepada kami Hibban
ibnu Aglab, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada
kami Sabit, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Barang siapa yang membaca Qul Huwalldhu Ahad sebanyak
dua ratus kali, Allah menghapuskan darinya dosa-dosa selama dua ratus
tahun.
Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa kami
tidak mengetahui ada yang meriwayatkannya dari Sabit kecuali Al-Hasan ibnu Abu
Ja'far dan Al-Aglab ibnu Tamim, keduanya saling berdekatan atau sekelas dalam
hal buruknya hafalan keduanya. „
Hadis lain berkenaan dengan doa yang
mengandung asma-asma Allah.
قَالَ النَّسَائِيُّ عِنْدَ تَفْسِيرِهَا:
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ،
حَدَّثَنِي مَالِكُ بْنُ مِغْول، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيدة، عَنْ
أَبِيهِ: أَنَّهُ دَخَلَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الْمَسْجِدَ فَإِذَا رَجُلٌ يُصَلِّي، يَدْعُو يَقُولُ: اللَّهُمَّ، إِنِّي
أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، الْأَحَدُ الصَّمَدُ،
الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ. قَالَ:
"وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَقَدْ سَأَلَهُ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمَ، الَّذِي
إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى، وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ"
Imam Nasai telah mengatakan di dalam tafsir
surat ini bahwa telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Khalid, telah
menceritakan-kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepadaku Malik
ibnu Magul, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Buraidah, dari ayahnya,
bahwa ia masuk ke dalam masjid bersama Rasulullah Saw. Tiba-tiba beliau
menjumpai seorang lelaki sedang berdoa dalam salatnya seraya mengucapkan:
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau demi
kesaksianku yang menyatakan bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain
Engkau Yang Maha Esa, bergantung kepada Engkau segala sesuatu, Yang tidak
beranak dan tidak diperanakkan, dan tiada seorang pun yang setara
dengan-Nya. Maka Rasulullah Saw. bersabda:
Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman
kekuasaan-Nya, sesungguhnya dia telah memohon kepada-Nya dengan menyebut
asma-Nya yang terbesar, yang apabila dimintakan dengannya pasti diberi dan
apabila didoakan dengannya pasti diperkenankan.
As-habbus Sunan yang lainnya telah
mengetengahkannya melalui berbagai jalur dari Malik ibnu Magul, dari Abdullah
ibnu Buraidah, dari ayahnya dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan
bahwa hadis ini hasan garib.
Hadis lain, berkenaan dengan bacaannya
sebanyak sepuluh kali sesudah salat fardu,
قَالَ الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى
[الْمُوصِلِيُّ]: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى، حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مَنْصُورٍ،
عَنْ عُمَرَ بْنِ نَبْهَانَ عَنْ أَبِي شَدَّادٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "ثَلَاثٌ مَنْ
جَاءَ بِهِنّ مَعَ الْإِيمَانِ دَخَل مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَ،
وزُوّج مِنَ الْحَوَرِ الْعِينِ حَيْثُ شَاءَ: مَنْ عَفَا عَنْ قَاتِلِهِ، وَأَدَّى
دَيْنًا خَفِيًّا، وَقَرَأَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ عَشْرَ مَرَّاتٍ:
" قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ". قَالَ: فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: أَوْ إِحْدَاهُنَّ يَا
رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "أَوْ إِحْدَاهُنَّ"
Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Bisyr
ibnu Mansur, dari Umar ibnu Syaiban, dari Abu Syaddad, dari Jabir ibnu Abdullah
yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Ada tiga perkara yang barang siapa mengerjakannya dengan iman,
niscaya ia dapat masuk surga dari pintu manapun yang disukainya, dan dinikahkan
dengan bidadari sesukanya. Yaitu orang yang memaaf terhadap pembunuhnya; dan
membayar utangnya dengan sembunyi-sembunyi; dan membaca sepuluh kali Qul
Huwallahu Ahad seusai tiap salat fardunya. Maka Abu
Bakar bertanya, "Bagaimanakah dengan orang yang hanya melakukan salah satunya
saja wahai Rasulullah?" Rasulullah Saw. menjawab, "Berlaku pula bagi orang yang melakukan salah satu (dari
ketiga)nya."
Hadis lain mengenai membacanya di saat hendak
memasuki rumah.
قَالَ الْحَافِظُ أَبُو الْقَاسِمِ
الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَكْرٍ
السَّرَّاجُ الْعَسْكَرِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَرَجِ، حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الزِّبْرِقَانِ، عَنْ مَرْوَانَ بْنِ سَالِمٍ، عَنْ أَبِي زُرْعَة
بْنِ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ، عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ قَرَأَ: " قُلْ هُوَ اللَّهُ
أَحَدٌ " حِينَ يَدْخُلُ مَنْزِلَهُ، نَفَتِ الْفَقْرَ عَنْ أَهْلِ ذَلِكَ
الْمَنْزِلِ وَالْجِيرَانِ"
Al-Hafiz Abu Qasim At-Tabrani mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Bakar As-Sarraj
Al-Askari telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Faraj, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnuzZabarqan, dari Marwan ibnu Salim, dari
Abu Zar'ah, dari Amr ibnu Jarir, dari Jarir ibnu Abdullah yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw. telah bersabda: Barang siapa yang
membaca Qul Huwallahu Ahad saat hendak memasuki rumahnya, maka dijauhkanlah
kefakiran dari penduduk rumah itu dan juga para tetangganya.
Sanad hadis berpredikat daif.
Hadis yang menceritakan tentang memperbanyak
bacaan surat Al-Ikhlas dalam semua keadaan.
قَالَ الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى: حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الْمُسَيَّبِيُّ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، عَنِ
الْعَلَاءِ بْنِ مُحَمَّدٍ الثَّقَفِيِّ قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ
يَقُولُ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِتَبُوكَ، فَطَلَعَتِ الشَّمْسُ بِضِيَاءٍ وَشُعَاعٍ وَنُورٍ لَمْ نرها طلعت فيما
مضى بِمِثْلِهِ، فَأَتَى
جِبْرِيلُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا جِبْرِيلُ،
مَا لِي أَرَى الشَّمْسَ طَلَعَتِ الْيَوْمَ بِضِيَاءٍ وَنُورٍ وَشُعَاعٍ لَمْ
أَرَهَا طَلَعَتْ بِمِثْلِهِ فِيمَا مَضَى؟ ". قَالَ: إِنَّ ذَلِكَ مُعَاوِيَةُ
بْنُ مُعَاوِيَةَ اللَّيْثِيُّ، مَاتَ بِالْمَدِينَةِ الْيَوْمَ، فَبَعَثَ اللَّهُ
إِلَيْهِ سَبْعِينَ أَلْفَ مَلَكٍ يُصَلُّونَ عَلَيْهِ. قَالَ: "وَفِيمَ ذَلِكَ؟ "
قَالَ: كَانَ يُكْثِرُ قِرَاءَةَ: " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " فِي اللَّيْلِ
وَفِي النَّهَارِ، وَفِي مَمْشَاهُ وَقِيَامِهِ وَقُعُودِهِ، فَهَلْ لَكَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ أَنْ أَقْبِضَ لَكَ الْأَرْضَ فَتُصَلِّيَ عَلَيْهِ؟ قَالَ:
"نَعَمْ". فَصَلَّى عَلَيْهِ.
Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan, telah
menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ishaq Al-Musayyabi, telah menceritakan
kepada kami Yazid ibnu Harun, dari Al-Ala ibnu Muhammad As-Saqafi yang
mengatakan bahwa ia pernah mendengar Anas ibnu Malik mengatakan bahwa ketika
kami sedang bersama Rasulullah Saw. di medan Tabuk, maka terbitlah matahari
dengan sinar dan cahayanya yang belum pernah kami lihat sebelumnya. Lalu
datanglah Malaikat Jibril kepadaNabi Saw. Maka Nabi Saw. bertanya, "Hai Jibril, mengapa kulihat matahari hari ini terbit dengan sinar
dan cahaya yang belum pernah kulihat sebelumnya seperti itu. Jibril menjawab,
bahwa sesungguhnya hal itu disebabkan Mu'awiyah ibnu Mu'awiyah Al-Laisi, dia
telah meninggal dunia pada hari ini di Madinah, maka Allah mengirimkan kepadanya
tujuh puluh ribu malaikat untuk menyalatkannya." Rasulullah Saw. bertanya,
"Mengapademikian?" Jibril menjawab, bahwa dia adalah orang yang banyak membaca
Qul Huwallahu Ahad di malam dan siang harinya, dan saat ia berdiri, berjalan,
dan duduknya. Maka maukah engkau, ya Rasulullah; aku akan mengambil segenggam
tanah kuburnya, lalu engkau menyalatkannya?" Rasulullah Saw. menjawab,
"Ya," maka Rasulullah Saw. menyalatkannya.
Hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Abu
Bakar Al-Baihaqi di dalam kitab Dala'ilun
Nubuwah-nya. melalui jalur Yazid ibnu Harun, dari
Al-Ala ibnu Muhammad, tetapi ia orang yang dicurigai sebagai pemalsu hadis;
hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Jalur lain.
Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Muhammad ibnu ibrahim Asy-Syami alias Abu Abdullah, telah
menceritakan kepada kami Usman ibnul Haisam (muazzin masjid Basrah yang ada
padaku), dari Mahmud alias Abu Abdullah, dari Ata ibnu Abu Maimunah, dari Anas
yang mengatakan bahwa Jibril turun menemui Nabi Saw., lalu berkata, "Telah
meninggal dunia Mu'awiyah ibnu Mu'awiyah Al-Laisi, apakah engkau ingin
menyalatkan jenazahnya?" Nabi Saw. menjawab, "Ya." Maka Jibril memukulkan
sayapnya ke bumi, maka tiada suatu pohon pun dan tiada pula suatu dataran tinggi
pun melainkan merendah, maka Jibril mengangkat dipan Nabi Saw. Sehingga Nabi
Saw. dapat melihat jenazah Mu'awiyah Al-Laisi, lalu beliau bertakbir
menyalatkannya, sedangkan di belakang beliau terdapat dua saf dari para
malaikat, yang setiap safnya terdiri dari tujuh puluh ribu malaikat. Maka Nabi
Saw. bertanya, "Hai Jibril, karena apakah dia mendapat
kedudukan yang tinggi seperti ini dari Allah Swt.?"
Jibril menjawab, "Ini berkat kecintaannya kepada Qul Huwallahu Ahad yang selalu
dibacanya saat datang dan perginya, saat berdiri dan duduknya, dan dalam semua
keadaannya."
Imam Baihaqi telah meriwayatkannya melalui
riwayat Usman ibnul Haisam (juru azan), dari Mahbub ibnu Hilal, dari Ata ibnu
Abu Maimunah, dari Anas, lalu disebutkan hal yang semisal; dan inilah sanad yang
benar. Sedangkan Mahbub ibnu Hilal menurut Abu Hatim Ar-Razi orangnya tidak
terkenal. Dan hadis ini telah diriwayatkan pula melalui berbagai jalur yang
lain, yang sengaja tidak kami utarakan untuk mempersingkat, tetapi semuanya
berpredikat daif.
Hadis lain mengenai keutamaan surat Al-Ikhlas
dan surat Mu'awwizatain.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو
الْمُغِيرَةِ، حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ رِفَاعَةَ، حَدَّثَنِي عَلِيِّ بْنِ
يَزِيدَ، عَنِ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ
قَالَ: لَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
فَابْتَدَأْتُهُ فأخذتُ بِيَدِهِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، بِمَ نَجَاةُ
الْمُؤْمِنِ؟ قَالَ: "يَا عُقْبَةُ، احْرُسْ لِسَانَكَ وَلِيَسَعْكَ بيتُك، وابْكِ
عَلَى خَطِيئَتِكَ". قَالَ: ثُمَّ لَقِيَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَابْتَدَأَنِي فَأَخَذَ بِيَدِي، فَقَالَ: "يَا عُقْبَةَ بْنَ
عَامِرٍ، أَلَّا أَعُلِّمُكَ خَيْرَ ثَلَاثِ سُوَر أُنْزِلَتْ فِي التوراة،
والإنجيل، وَالزَّبُورِ،
وَالْقُرْآنِ الْعَظِيمِ؟ ". قَالَ: قُلْتُ: بَلَى، جَعَلَنِي اللَّهُ فِدَاكَ.
قَالَ: فَأَقْرَأَنِي: " قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ " وَ " قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ
الْفَلَقِ " وَ " قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ " ثُمَّ قَالَ: "يَا عُقْبَةُ، لَا
تَنْسَهُن وَلَا تُبتْ لَيْلَةً حَتَّى تَقْرَأَهُنَّ". قَالَ: فَمَا نَسِيتُهُنَّ
مُنْذُ قَالَ: "لَا تَنْسَهُنَّ"، وَمَا بِتُّ لَيْلَةً قَطُّ حَتَّى
أَقْرَأَهُنَّ. قَالَ عُقْبَةُ، ثُمَّ لَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَابْتَدَأْتُهُ، فَأَخَذْتُ بِيَدِهِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، أَخْبَرْنِي بِفَوَاضِلِ الْأَعْمَالِ. فَقَالَ: "يَا عُقْبَةُ، صِلْ مَنْ
قَطَعَكَ، وأعْطِ مَنْ حَرَمَك، وَأَعْرِضْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Abul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Mu'az ibnu Rifa'ah,
telah menceritakan kepadaku Ali ibnu Yazid, dari Al-Qasim, dari Abu Umamah, dari
Uqbah ibnu Amir yang mengatakan bahwa ia bersua dengan Rasulullah Saw., lain ia
memulai salam kepada beliau dan memegang tangannya, kemudian bertanya, "Wahai
Rasulullah, amalan apakah yang dapat menyelamatkan orang mukmin?" Rasulullah
Saw. menjawab: "Hai Uqdah, jagalah lisanmu, jadikanlah
rumahmu seakan-akan hias buat dirimu, dan menangislah atus
kekeliruanmu. Uqbah ibnu Amir melanjutkan, bahwa lalu
ia bersua lagi dengan Rasulullah Saw. di lain waktu. Maka belilaulah yang
memulai salam kepadanya, lalu beliau memegang tangannya dan bersabda:
"Hai Uqbah, maukah aku ajarkan kepadamu sebaik-baik
tiga surat yang diturunkan di dalam Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur’anul
Azim?” Aku menjawab, "Tentu saja mau, semoga Allah
menjadikan diriku sebagai tebusanmu.” Maka Rasulullah Saw. membacakan kepadaku
Qul Huwallahu Ahad (surat Al-Ikhlas), Qul Auzu Birabbil Falaq, dan Qul Auzu
Birabbin Nas (surat Al-Falaq dan surat An-Nas). Kemudian Rasulullah Saw.
bersabda: Hai Uqbah, jangan engkau lupakan ketiga
surat ini dan janganlah kamu tidur di malam hari sebelum membacanya.
Uqbah mengatakan bahwa setelah itu ia tidak pernah
melupakan ketiga surat tersebut sejak Nabi Saw. mengatakan, "Janganlah kamu
melupakannya." Dan ia tidak pernah pula tidur di malam hari melainkan membaca
ketiga surat itu. Uqbah melanjutkan, bahwa lalu ia bersua lagi dengan Rasulullah
Saw., maka ia memulai membaca salam dan memegang tangannya lalu bertanya, "Wahai
Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang amal-amal yang paling utama."
Rasulullah Saw. menjawab: Hai Uqbah, bersilaturahmilah
dengan orang yang memutuskannya darimu, dan berilah orang yang tidak pernah
memberimu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu.
Imam Turmuzi telah meriwayatkan sebagiannya
di dalam kitab Zuhud melalui hadis Abdullah ibnu Zahir, dari Ali ibnu Yazid, dan
ia mengatakan bahwa hadis ini hasan. Imam Ahmad telah meriwayatkannya melalui
jalur lain, bahwa telah menceritakan kepada kami Husain ibnu Muhammad, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abbas, dari Usaid ibnu Abdur Rahman Al-Khas'ami,
dari Farwah ibnu Mujahid Al-Lakhami, dari Uqbah ibnu Amir, dari Nabi Saw., lalu
disebutkan hai yang semisal; Imam Ahmad meriwayatkannya secara
munfarid.
Hadis lain sehubungan dengan istisqa
dengannya.
Imam Bukhari mengatakan bahwa telah
menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Al-Mufaddal,
dari Aqil, dari Ibnu Syihab, dari Urwah, dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa
"Nabi Saw. apabila beristirahat di peraduannya di setiap malam, terlebih dahulu
beliau menghimpunkan kedua telapak tangannya, kemudian meniup keduanya setelah
membaca surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq, dan surat An-Nas. setelah itu beliau
usapkan kedua telapak tangannya ke bagian tubuhnya yang dapat dicapai oleh kedua
tangannya, yaitu kepalanya dan bagian depan tubuhnya; beliau melakukan ini
sebanyak tiga kali.
Hal yang semisal telah diriwayatkan oleh para
pemilik kitab sunnah melalui hadis Uqail dengan sanad yang sama.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi
Mafia Penyayang.
Ayat 1-4
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ
الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
(4)
Katakanlah, "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak
dan tiada pula-diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan
Dia.”
Dalam pembahasan yang terdahulu telah
disebutkan latar belakang penurunannya. Ikrimah mengatakan bahwa ketika
orang-orang Yahudi berkata, "Kami menyembah Uzair anak Allah." Dan orang-orang
Nasrani mengatakan, "Kami menyembah Al-Masih putra Allah." Dan orang-orang
Majusi mengatakan, "Kami menyembah matahari dan bulan." Dan orang-orang musyrik
mengatakan.”Kami menyembah berhala." Maka Allah menurunkan firman-Nya kepada
Rasul-Nya:
{قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ}
Katakanlah.”Dialah Allah Yang Maha
Esa.” (Al-Ikhlas: 1)
Yakni Dialah Tuhan Yang Satu, Yang Esa, Yang
tiada tandingan-Nya, tiada pembantu-Nya, tiada lawan-Nya, tiada yang serupa
dengan-Nya, dan tiada yang setara dengan-Nya. Lafaz ini tidak boleh dikatakan
secara i'sbat terhadap seseorang kecuali hanya Allah Swt. Karena Dia
Mahasempurna dalam segala sifat dan perbuatan-Nya.
Firman Allah Swt:
{اللَّهُ الصَّمَدُ}
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu. (Al-lkhlas: 2)
Ikrimah telah meriwayatkan dari lbnu Abbas,
bahwa makna yang dimaksud ialah yang bergantung kepada-Nya semua makhluk dalam
kebutuhan dan sarana mereka. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari lbnu
Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah Tuhan Yang Mahasempurna dalam
perilaku-Nya, Mahamulia yang Mahasempurna dalam kemuliaan-Nya, Mahabesar yang
Mahasempurna dalam kebesaran-Nya, Maha Penyantun yang Mahasempurna dalam sifat
penyantun-Nya, Maha Mengetahui yang Mahasempurna dalam pengetahuan-Nya, dan
Mahabijaksana yang Mahasempurna dalam kebijaksanaan-Nya. Dialah Allah Yang
Mahasempurna dalam kemuliaan dan akhlak-Nya. Dan hanya Dialah Allah Swt. yang
berhak memiliki sifat ini yang tidak layak bagi selain-Nya. Tiada yang dapat
menyamai-Nya dan tiada yang setara dengan-Nya, Mahasuci Allah Yang Maha Esa lagi
Mahamenang.
Al-A'masy telah meriwayatkan dari Syaqiq,
dari Abu Wa'il sehubungan dengan makna firman-Nya: yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Al-lkhlas: 2) Tuhan Yang akhlak-Nya tiada yang menandingi-Nya.
Asim telah meriwayatkan hal yang semisal dari Abu Wa'il, dari Ibnu
Mas'ud.
Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam
sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. (Al-lkhlas: 2) Yakni
As-Sayyid alias penguasa. Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa makna yang
dimaksud ialah Yang Kekal sesudah makhluknya.
Al-Hasan telah mengatakan pula sehubungan
dengan makna firman-Nya: Yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu. (Al-Ikhlas: 2) Artinya Yang Hidup,
Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, Yang tiada kematian bagi-Nya.
Ikrimah mengatakan sehubungan dengan makna
firman-Nya: Yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu. (Al-Ikhlas: 2) Yang tidak ada sesuatu pun
keluar dari-Nya dan tidak makan. Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan bahwa makna yang
dimaksud ialah Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Seakan-akan
pendapat ini menjadikan firman berikutnya merupakan tafsirnya, yaitu firman-Nya:
{لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ}
Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan. (Al-Ikhlas: 3)
Pendapat ini merupakan pendapat yang jayyid.
Dalam hadis terdahulu telah disebutkan melalui riwayat Ibnu Jarir, dari Ubay
ibnu Ka'b sebuah hadis mengenainya yang menerangkannya dengan jelas.
Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Sa'id ibnul
Musayyab, Mujahid, Abdullah ibnu BuraidaJi dan Ikrimah juga, serta Sa'id ibnu
Jubair, Ata ibnu Abu Rabah, Atiyyah Al-Aufi, Ad-Dahhak, dan As-Saddi telah
mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Al-Ikhlas: 2)
Yakni tiada berongga.
Sufyan telah meriwayatkan dari Mansur, dari
Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu. (Al-lkhlas: 2) Maksudnya, yang padat dan tiada berongga. Asy-Sya'bi
mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah yang tidak makan dan tidak minum.
Abdullah ibnu Buraidah mengatakan pula
sehubungan dengan makna firman-Nya: Yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. (Al-lkhlas: 2) Yaitu cahaya
yang berkilauan. Semua pendapat di atas diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim,
Al-Baihaqi, dan At-Tabrani, demikian pula Abu Ja'far ibnu Jarir telah
mengetengahkan sebagian besar darinya berikut sanad-sanadnya.
Ibnu Jarir mengatakan pula bahwa telah
menceritakan kepadaku Al-Abbas ibnu Abu Talib, telah menceritakan kepada kami
Muhammad ibnu Amr ibnu Rumi, dari Ubaidillah ibnu Sa'id penuntun Al-A'masy,
telah menceritakan kepada kami Saleh ibnu Hayyan, dari Abdullah ibnu Buraidah,
dari ayahnya yang mengatakan bahwa ia merasa yakin bahwa Buraidah telah me-rafa
'-kan hadis berikut; ia mengatakan bahwa As-Samad artinya yang tiada berongga.
Ini garib sekali, tetapi yang sahih hal ini mauquf hanya sampai pada Abdullah
ibnu Buraidah.
Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani dalam kitab
sunahnya mengatakan sesudah mengetengahkan banyak pendapat tentang tafsir
As-Samad. Bahwa semuanya itu benartermasuk sifat Rabb kita; yaitu yang menjadi
tempat bergantung bagi segala keperluan. Dia adalah menjadi tujuan semuanya. Dia
tidak berongga, tidak makan, dan tidak minum. Dan Dia kekal sesudah semua
makhluk fana. Hal yang semisal dikatakan oleh Baihaqi.
Firman Allah Swt.:
{لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ
لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ}
Dia tiada beranak dan tiada pula
diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. (Al-Ikhlas: 3-4)
Dia tidak beranak, tidak diperanakkan, dan
tidak mempunyai istri.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna
firman-Nya: dan tidak ada seorang pun yang setara
dengan Dia. (Al-Ikhlas: 4) Yakni tiada beristri; hal
ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
بَدِيعُ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ أَنَّى
يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ
Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia
mempunyai anak, padahal Dia tidak mempunyai istri, Dia menciptakan segala
sesuatu. (Al-An'am: 101)
Yaitu Dialah Yang memiliki segala sesuatu dan
Yang Menciptakannya, maka mana mungkin Dia mempunyai tandingan dari kalangan
makhluk-Nya yang menyamai-Nya atau mendekati-Nya, Mahatinggi lagi Mahasuci Allah
dari semuanya itu. Allah Swt. telah berfirman:
وَقالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمنُ وَلَداً لَقَدْ
جِئْتُمْ شَيْئاً إِدًّا تَكادُ السَّماواتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ
الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبالُ هَدًّا أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمنِ وَلَداً وَما
يَنْبَغِي لِلرَّحْمنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَداً إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّماواتِ
وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمنِ عَبْداً لَقَدْ أَحْصاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا
وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ الْقِيامَةِ فَرْداً
Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pemurah
mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu
perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan
bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha
Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil
(mempunyai) anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan
datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah
telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang
teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan
sendiri-sendiri. (Maryam: 88-95)
Dan firman Allah Swt.:
وَقالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمنُ وَلَداً
سُبْحانَهُ بَلْ عِبادٌ مُكْرَمُونَ لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ
بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ
Dan mereka berkata, " Tuhan Yang Maha Pemurah
telah mengambil (mempunyai) anak, " Mahasuci Allah. Sebenarnya
(malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan, mereka tidak
mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintah-Nya. (Al-Anbiya: 26-27)
Dan firman Allah Swt.:
{وَجَعَلُوا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجِنَّةِ
نَسَبًا وَلَقَدْ عَلِمَتِ الْجِنَّةُ إِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ سُبْحَانَ اللَّهِ
عَمَّا يَصِفُونَ}
Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara
Allah dan antara jin. Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar
akan diseret (ke neraka). Mahasuci Allah dari apa yang mereka
sifatkan. (Ash-Shaffat: 158-159)
Di dalam kitab Sahih Bukhari
disebutkan:
«لَا أَحَدَ أَصْبَرُ عَلَى أَذًى سَمِعَهُ
مِنَ اللَّهِ إِنَّهُمْ يَجْعَلُونَ لَهُ وَلَدًا وَهُوَ يَرْزُقُهُمْ
وَيُعَافِيهِمْ»
Tiada seorangpun yang lebih sabar daripada
Allah terhadap perlakuan yang menyakitkan: sesungguhnya mereka menganggap Allah
beranak, padahal Dialahy ang memberi mereka rezeki dan kesejahteraan.
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا أَبُو
الْيَمَانِ، حَدَّثَنَا شُعَيْبٌ، حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ، عَنِ الْأَعْرَجِ،
عَنْ أَبِي هُرَيرة، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"قَالَ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ: كَذَّبَنِي ابْنُ آدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ،
وَشَتَمَنِي وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَلِكَ، فَأَمَّا تَكْذِيبُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ:
لَنْ يُعيدَني كَمَا بَدَأَنِي، وَلَيْسَ أَوَّلُ الْخَلْقِ بِأَهْوَنَ عَلِيَّ
مِنْ إِعَادَتِهِ. وَأَمَّا شَتْمُهُ إِيَّايَ فَقَوْلُهُ: اتَّخَذَ اللَّهُ
وَلَدًا. وَأَنَا الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ
يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ".
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Syu'aib, telah
menceritakan kepada kami Abuz Zanad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi
Saw. Yang telah bersabda: Allah Swt. berfirman, "Anak
Adam telah mendustakan Aku — padahal Allah tidak pernah berdusta— dan anak Adam
mencaci maki Aku —padahal tidak layak baginya mencaci maki Dia—. Adapun
pendustaannya terhadap-Ku ialah ucapannya yang mengatakan bahwa Dia tidak akan
mengembalikanku hidup kembali. Sebagaimana Dia menciptakanku pada permulaan
—padahal penciptaan pertama itu tidaklah lebih mudah bagi-Ku dari pada
mengembalikannya—. Dan adapun caci makinya kepada-Ku ialah ucapannya yang
mengatakan bahwa Allah mempunyai anak. Padahal Aku adalah Tuhan Yang Maha Esa,
yang bergantung kepada-Ku segala sesuatu, Aku tidak beranak dan tidak
diperanakan, dan tidak ada yang setara dengan-Ku.
Imam Bukhari telah meriwayatkannya pula
melalui hadis Abdur Razzaq, dari Ma'mar, dari Hammam ibnu Munabbih, dari Abu
Hurairah secara marfu' dengan lafaz yang semisal; Imam Bukhari meriwayatkan
keduanya secara munfarid melalui dua jalur tersebut.
Demikianlah akhir tafsir surat Al-lkhlas,
segala puji bagi Allah atas limpahan karunia-Nya.
Sumber : Tafsir Ibnu Katsir