KEWAJIBAN DAN KEUTAMAAN TAUBAT DAN ISTIGHFAR

0

Allah ta’ala berfirman tentang ucapan Nabi Nuh 'alaihissalaam,


فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كانَ غَفَّاراً يُرْسِلِ السَّماءَ عَلَيْكُمْ مِدْراراً وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهاراً


“Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan melimpah, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” [Nuh: 10-12]


Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman tentang ucapan Nabi Hud 'alaihissalaam,


وَيَٰقَوۡمِ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِ يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم مِّدۡرَارٗا وَيَزِدۡكُمۡ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمۡ وَلَا تَتَوَلَّوۡاْ مُجۡرِمِينَ 


"Dan (Hud berkata): Wahai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu taubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat melimpah atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." [Hud: 52]


BEBERAPA PELAJARAN


1. Kewajiban taubat dan istighfar, memohon ampun kepada Allah ta’ala dari semua dosa.


Allah 'azza wa jalla juga berfirman,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ


“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nashuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” [At-Tahrim: 8]


Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,


يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ


“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari 100 kali.” [HR. Muslim dari Al-Agarr bin Yasar Al-Muzani radhiyallahu’anhu]


2. Taubat yang benar haruslah memenuhi enam syarat:

Pertama: Ikhlas karena Allah ta’ala.

Kedua: Segera meninggalkan dosa tersebut.

Ketiga: Menyesalinya.

Keempat: Bertekad tidak akan mengulanginya.

Kelima: Segera sebelum tertutup pintu taubat, yaitu sebelum ajal menjemput atau terbitnya matahari dari arah Barat.

Keenam: Jika dosa itu adalah kezaliman kepada orang lain seperti ghibah dan merampas harta maka wajib meminta maaf, atau meminta penghalalan dan atau mengembalikan haknya. Kecuali ghibah yang tidak diketahui oleh orang yang dighibahi maka cukup dengan mendoakannya.


3. Keutamaan taubat dan istighfar di dunia dan akhirat:

- Di dunia membuka pintu rezeki dan keturunan.

- Di akhirat mendapatkan ampunan dan rahmat.

- Bahkan taubat dan istighfar adalah solusi semua problema.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan sebuah atsar dari Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah, “Bahwa seseorang mengadukan kemarau panjang kepada Al-Hasan Al-Bashri, maka beliau berkata: Mohon ampunlah kepada Allah! Orang yang lain mengadukan kemiskinan, maka beliau berkata: Mohon ampunlah kepada Allah! Orang yang lain mengadukan kekeringan kebunnya, maka beliau berkata: Mohon ampunlah kepada Allah! Orang yang lain mengadukan kemandulan (tidak punya anak), maka beliau berkata: Mohon ampunlah kepada Allah! Kemudian beliau membacakan kepada mereka ayat ini (Surat Nuh ayat 10-12).” [Fathul Baari, 11/98]

===============================

Ust. Sofyan

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)
To Top