Meraih Kebahagiaan Dengan Ilmu

0


Manusia adalah sosok makhluk ciptaan Allah yang unik. Dia memiliki perbedaan yang sangat mencolok dengan makhluk lainnya. Ambil contohlah hewan, dimana dari sisi kebutuhan hanyalah segala sesuatu yang bersifat fisik, baik dr segi makanan, minuman hingga obat-obatan. Dan manusia terdapat pada level yang bukan hanya membutuhkan itu saja, meskipun hal itu paling dikenali sebab terlihat dari sisi yang terluar. Maka, sekiranya manusia beranggapan bahwa, kebutuhannya hanya sebatas apa yg terlihat, lalu apa yg menjadi pembeda antara dirinya dengan hewan..?

Oleh karena itu, kita sebagai manusia menghajatkan ilmu, sebagai makanan bagi ruh, penuntun jalan kehidupan, pelindung dari kebinasaan, menentramkan jiwa, menghilangkan kegundahan, menjauhkan dari kebodohan, hingga menggapai kebahagiaan. Sedang ketiadaannya jelas akan memberikan kesengsaraan, kemiskinan, kegersangan pada jiwa, mendatangkan kesedihan, hingga kehinaan yang berkepanjangan. Dan kesemuanya  itu akan dirasakan bukan hanya sebatas di kehidupan sekarang, tapi juga akan ditemui hingga di setelah kematian.

Tapi ternyata tidak semua ilmu itu mampu menghadirkan kebahagiaan hidup, bahkan tidak sedikit menimbulkan kehampaan hidup. Ilmu itu laksana penunjuk jalan, dimana semuanya kembali kepada niat, cara, tujuan, hingga apa yg dia pelajari. Sebab cita-cita yang rendah dan hina, dosa kemaksiatan, kedzoliman, aniaya, kesombongan, kelalaian, kurangnya perenungan hingga kamalasan yang terkadang hadir menjadi jalan menukik, untuk mendapatkan inti kebahagiaan yang diharapkan.

Ilmu syar’i secara mutlak menjadi pedoman untuk menggapai kemuliaan dan kebahagiaan, dari pada selainnya. Bukan hanya menunjukkan makrifat kepada Allah selaku Robbul Izzati, menjelaskan eksistensi kebaikan, kemaslahatan, kebenaran, keharmonisan antara jasmani dan rohani, namun karena ia adalah warisan para nabi, yang tentunya kesemuanya terlegimitasi oleh Sang Pencipta.

Penempuh ilmu syar’i membuka berbagai jalan ke surga dan pahala. Pencapaiannya memuliakan dan meninggikan derajarnya. Memahaminya menjadi bagian dari tanda-tanda kebaikan. Ia juga sarana mendekat kepada Sang Pengasih dan Penyayang, karena diantara ciri diatara mereka orang-orang yang memiliki ilmu adalah mereka yang memiliki rasa khosyah, takut kepada-Nya. Dan inilah yang akan melindunginya dari berbagai dosa kemaksiaan yang menjadi sebab kehancurannya.

Terakhir, mejadi sebuah keutamaan, kemuliaan, kebahagiaan, ketentraman, ketenangan tiada tara bagi kita, sekiranya Allah memudahkan kita dalam memahami ilmu syar’i ini, yaitu Ilmu tentang makrifat kepada siapa itu Allah dan Ilmu tentang apa yang Allah perintahkan kepada kita. Semoga Allah senantiasa membimbing kita dan menunjukkan kita kepada jalan yang menyelamatkan.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah … kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thayyib, dan amal yang diterima.”

 [Mazdien_Azhary]


Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)
To Top